Di Kota New York Ratusan demonstran menggelar aksi di depan
Konsulat Israel. Dalam aksinya, para demonstran, yang kebanyakan keturunan
Palestina dan umat Muslim itu membawa spanduk bertuliskan "hentikan perang
Israel-Amerika terhadap Gaza." Tak cuma itu, para demonstran pun berorasi
dengan begitu lantang lantang soal pembebasan Palestina.
PM Turki Kutuk Israel
Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengutuk
serangan udara Israel ke Jalur Gaza pada Jumat, sebagai aksi pra-pemilihan umum
dan mengatakan dirinya berencana membahas krisis tersebut dengan Presiden
Mesir, Mohamed Moursi, di Kairo akhir pekan ini.
"Sebelum pemilihan umum ini, Israel menembak rakyat
yang tak berdosa ini di Jalur Gaza untuk alasan yang mereka buat-buat,"
kata Erdogan kepada wartawan di Istanbul sebagaimana diberitakan Reuters.
Ia menimpali, "Negara besar di dunia sekarang membuat
petempur dan rakyat Jalur Gaza yang membayar, dan sebagai Republik Turki kami
bersama saudara kami di Jalur Gaza dan tujuan adil mereka."
Iran: Gaza Diserang, Kemana Negara Islam?
"Israel membantai rakyat di Palestina. Mereka (warga
Gaza) tertindas, termasuk perempuan dan anak-anak terkepung dalam sejumlah
serangan. Ini contoh jelas kebiadaban (Israel) dalam peperangan," Vahidi
mengatakan demikian seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (17/11).
Vahidi mendesak negara-negara Islam mengambil konklusi
matang untuk menjawab tragedi kemanusian ini. Ia menginginkan agar
negara-negara Islam merapatkan barisan dan menentukan keberpihakan terhadap
wilayah yang terisolasi tersebut.
Pakistan: Israel Langgar Hukum International
Agresi Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza juga
menuai kecaman dari Pakistan. Pakistan menilai tindakan zionis itu benar-benar
telah melanggar hukum internasional.
''Pakistan mengecam keras serangan udara Israel di Gaza
karena telah menewaskan warga sipil tak berdosa," kata Kementerian Luar
Negeri Pakistan seperti dikutip dari Press TV, Sabtu (17/11). Pemerintah Pakistan juga mendesak masyarakat
internasional bersama-sama menghentikan agresi Israel tersebut.
Tunisia: Israel Seenak Jidatnya
Menteri Luar Negeri Tunisia, Rafik Abdesslem, mengunjungi
Jalur Gaza, Palestina, Sabtu (17/11). Ia pun mengutuk serangan Israel dan
mengecamnya sebagai sebuah pelanggaran hukum internasional.
Berjalan di antara puing reruntuhan, Abdesslem mengamati
lokasi ledakan di Gaza. Ia pun menilik kantor Perdana Menteri Hamas Ismail
Haniyeh yang luluh lantak akibat serangan Israel semalam.
"Israel seharusnya memahami bahwa banyak hal yang
berubah dan banyak air yang telah mengalir di Sungai Arab," ujarnya
diantara reruntuhan gedung.
Abdesslem mengatakan, Israel seakan tak memahami hukum
internasional. Negara Yahudi tersebut menyerang Gaza seenak jidat mereka.
"Israel harus menyadari bahwa tangan mereka tidak lagi bebas, mereka tak
memiliki kekebalan total, tidak diatas hukum internasional. Apa yang Israel
lakukan ini tidak logis dan samak sekali tidak dapat diterima," kecamnya.
Suriah kutuk agresi Barbar Israel
Damaskus juga memohon orang-orang bebas dan jujur di dunia
untuk bergerak secara serius menghadapi tirani dan mengusir Israel, yang
terus-menerus mengabaikan legitimasi internasional serta mengabaikan tanggung
jawab resolusi internasional dengan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum
internasional.
Pernyataan itu mengatakan, bahwa orang-orang Arab saat ini
membutuhkan lebih dari sebelumnya untuk bertindak dan memberikan tekanan untuk
mendukung ketabahan rakyat Palestina dan perjuangan dalam membela Palestina,
yang merupakan penyebab utama bangsa itu.
Afghanistan: Kami membela hak Rakyat palestina
Presiden Afghanistan Hamid Karzai pada Sabtu mengutuk
serangan-serangan udara Israel di Gaza dan menyerukan "segera
menghentikan" kekerasan terhadap warga sipil, kata satu pernyataan
kantornya.
"Presiden Hamid Karzai mengutuk keras serangan oleh
Israel terhadap wilayah Palestina yang telah membunuh dan melukai sejumlah
warga sipil yang tak bersalah," kata pernyataan itu.
"Melakukan kejahatan terhadap warga sipil tidak dapat
dibenarkan pada sisi manapun dan di mana saja," kata Presiden sebagaimana
dikutip.
Afghanistan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan
Israel, dan mendukung perjuangan Palestina bagi pembentukan satu negara
terpisah di masa lalu.
"Kami selalu membela hak rakyat Palestina untuk sebuah
negara merdeka dan kami akan terus berdiri di belakang mereka di masa
depan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Janan Mosazai kepada AFP.
Hugo Chavez: Serangan Israel ke Gaza Biadab!
Presiden Venezuela, Hugo Chavez mengecam keras agresi
militer Israel ke Jalur Gaza, Palestina.
"Agresi biadab terhadap Jalur Gaza telah dimulai.
Sekali lagi, Israel membom Jalur Gaza," kata Chavez seperti dikutip dari
Press TV, Jumat (16/9).
Chaves dan Venezuela salah satu pihak yang menetang
berdirinya Israel. Bahkan tentangan itu dilakukan dalam tindakan nyata, dengan
mengusir Duta Besar Israel untuk Venezuela, sebagai protes serangan Tel Aviv di
Gaza pada 2009 lalu.
Presiden Mesir: Kami Dukung Palestina Mursi dalam satu
pertemuan untuk membahas operasi militer Israel di Jalur Gaza. Ia mengatakan
Mesir tak bisa menerima setiap berlanjutnya serangan dan ancaman terhadap Jalur
Gaza.
"Kami mendukung rakyat Palestina guna mencegah agresi
ini terhadap Jalur Gaza," kata Mursi.
Moursi juga mengatakan, dirinya menyeru Presiden AS Barack
Obama dan mengungkapkan keberatan Mesir atas operasi militer Israel.
"Saya menelepon Presiden AS Barack Obama dan membahas
dengan dia cara mewujudkan perdamaian di wilayah itu," kata Presiden Mesir
tersebut.
Pada Rabu, Moursi memutuskan untuk menarik Duta Besar Mesir
untuk Israel, sementara Duta Besar Israel di Mesir pulang ke tanah-airnya
dengan membawa surat dari Kementerian Luar Negeri Mesir untuk pemerintah
Israel.